Pada tahun 1831, terjadi persatuan Kaum Adat dengan Kaum Padri dan pada tahun 1833 serentak mengadakan serangan umum terhadap kota Bonjol, sehingga membuat pasukan Belanda kalang kabut. Letnan Kolonel Elout mengambil suatu kebijaksanaan bahwa prajurit-prajurit Sentot sangat baik untuk dapat mengadakan hubungan dengan rakyat dan menarik simpati dari gerakan Kaum Padri. Hal ini karena para prajurit Sentot beragama islam dan sama dengan agama yang dianut oleh rakyat di Sumatera Barat.
Tapi kenyataannya lain, Sentot yang ditugaskan untuk menarik simpati rakyat ternyata mengadakan hubungan dengan kaum Padri. Gerak-gerik Sentot ini menimbulkan rasa curiga kalangan Belanda, kemudian ia dipanggil ke Batavia untuk ditahan dan diasingkan ke Bengkulu serta wafat disana tahun 1855.
Pada tahun 1834 Belanda dibawah pimpinan Choicusdan Michaels berhasil menduduki basis kekuatan kaum Padri di kota Bonjol. Imam Bonjol sebagai pemimpin kaum Padri yang terakhir, hanya dapat bertahan sampai tahun 1837. Ketika Belanda mengajak berunding, ia ditipu dan kemudian ditangkap. Selanjutnya, ia dibawa ke Batavia dan kemudian ke Minahasa sampai meninggal di Kampung Luta pada tahun 1864 pada usia 92 tahun. Dengan berakhirnya perang Padri pada tahun 1837, seluruh Sumetera Barat jatuh ketangan Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar